BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 03 Januari 2013

Rasa sayang ada karena sebuah perhatian


2012.

Kamar Rawat nomor 371A VVIP lantai 4.

Fanya tampak kebingungan keluar masuk pintu dengan memegang ponsel di tangannya.
“Haduh mati gue, nelepon om bram sama tante lisa ngga ya, nelepon dewa ngga ya, haduh”
“Non, ini kita harus bagaimana non, kita sudah menyembunyikan 2kali masuknya non davina ke rumah sakit tahun lalu, masa tahun ini non davina masuk yang ke 3kalinya kita ngga ngasih tau bapak sama ibu?” tanya bi minah kepada fanya.
Davina terbaring melemah. Tak berdaya.
“Tapi bi, selama ini yang deket sama davina itu kan dewa bi, udah kaya pacarnya davina kan bi..kemana mana davina selalu sama dia walau tanpa status” ujar fanya
“Iya telepon mas dewa saja mbak fanya” sahut bi maryam.
Tut.......................tut.................tut..
Nada tunggu. Tersambung. Tapi tak ada jawaban.
Fanya menelepon sebanyak 3 kali. Akhirnya di jawab.
“DEWAAAA, KESINI LO BURUAN”
“Hah, ada darurat fan?” tanya dewa bingung.
“Infeksi lambung nya davina kumat lagi, dia sih penggemar kopi bangeeeeet, padahal kopi kan bikin kembung, mana dia jarang makan kan lambung nya jadi gitu deh”
“Dimana? Gue kesana nih sekarang”
“RS. Pelita kasih kamar rawat 371 A VVIP lantai 4”
Telepon langsung di tutup. Dewa kelabakan. Pria itu benar benar berubah sekarang, hanya davina lah yang menempati ruang hatinya saat ini tak ada lagi dea ataupun sinta. Hanya davina.
Davina masih ragu ragu menerima dewa kembali, karena sekali kepercayaan di hancurkan akan susah menghadirkan kepercayaan itu lagi, sejak 18 tahun hingga sekarang umur mereka 21 tahun, dewa tetap menunggu. Menjalani hari dengan davina tanpa status. Menjaga davina dengan tulus tanpa pamrih sedikitpun. Indahnya ..

***

Setelah menelepon dewa, fanya lalu terdiam. Dia bingung, tapi bagaimanapun papa dan mama davina harus tau sesibuk apapun mereka, ini davina, anak tunggal mereka.

Tut,,tut,,tut,,
Nada sambung yang sama dengan saat menelepon dewa tadi membuat fanya cemas,
“Angkaaat dong om sekarang” celoteh fanya berbisik
“Halo, dengan saya bram argantara, siapa disana?”
“Om ini saya fanya om, davina masuk rumah sakit, lebih baik om dan tante pulang sekarang, begitu sampai dirumah minta di antarkan pak diko ke rumah sakit davina di rawat, pak diko tau kok”
“HAHHH? IYAIYA OM SEGERA PULANG... 2jam perjalanan ya fanya dari bandung, tunggu ya”
Telepon terputus.
Diujung sana, fanya meringis kecil.
“Tumben itu orang khawatir sama davina, kirain gue udah bener bener ga peduli”

***

Dewa sudah sampai di kamar davina. Duduk di samping davina yang sedang tidaksadarkan diri. Matanya berkaca seperti hendak meneteskan air dari matanya. Bagaimana tidak menangis, dewa pasti merasakan pedih yang tak tertahan melihat orang yang disayanginya masuk rumah sakit 3kali dengan waktu yang tidak terlalu lama berselang. Selama ini davina selalu mengeluhkan sakit dan nyeri lambungnya kepada dewa, dewa adalah orang pertama yang membawa davina check ke dokter dan dewa pula yang mengetahui penyakit davina pertama kali. Tidak heran, dewa yang paling khawatir dan benar benar menjaga tuan putrinya itu semaksimal mungkin.
Davina benar benar harus opname, paling lama 2,5 bulan karena penyakitnya benar-benar tidak bisa di tolerin.
“bulan ini oktober wa,  kalau selama 2,5 bulan davina ngga sembuh, bagaimana mungkin dia bisa merayakan tahun baru di tengah tengah kita. Kita sama sama berdoa ya buat dia,,” ujar fanya
“ didalam doaku selalu terselip dia, biar dia selalu sehat....ya semoga aja dia cepet sadar dan cepet sembuh, ngga nyangka infeksi lambung bisa separah ini” sahut dewa
“soalnya dokternya davina kemarin ngga segera ambil tindakan total , Cuma di infus sama dikasih obat penahan rasa nyeri, harusnya kan bisa pengobatan langsung total” fanya berceloteh
“iya bener juga sih kamu” ujar dewa sembari menatap davina yang terbaring tak berdaya.
***
3 jam berlalu..


Papa & mama davina tiba di depan kamar rawat. Mereka terpaku sebentar di depan pintu kamar. Mereka tidak percaya bahwa yang di rawat di kamar ini adalah anak mereka, anak tunggal mereka.
Akhirnya engsel pintu pun di putar hingga pintu itu terbuka.
“Fanya, davina kenapa bisa begini?” akhirnya mama davina membuka mulut
“Davina jarang makan tante, akhir akhir ini dia stres, kalau stres larinya ke kedai kopi, minum kopi terus, kembung deh, kembungnya keterusan sampai infeksi begini” perjelas fanya
“Kamu siapa ya?” tanya papa davina kepada dewa
“Saya dewa om, dewa surya ajibagus” sahut dewa.
“Kamu pernah masuk majalah bisnis kan kalau tidak salah?” tanya papa davina lagi
“Iya om, saya anaknya pak dwijaya surya adibagus”
“Oh yaampun, kamu anak rekan bisnis nya om toh ternyata, salam kenal ya, saya bram”
“Iya om, saya sudah kenal hhe”
“Ini bagaimana davina bisa begini?” tanya papa davina kepada fanya dan dewa
“tadi kan saya sudah bilang om” ujar fanya
“davina konsumen kopi akut pa” sahut mama davina
“Yaampun davina..”
“Om, saya boleh jujur?”
“Jujur apa nak dewa?” sahut papa davina
“Jujur soal davina..”
Fanya membeku. Apakah yang akan di katakan dewa, batinnya.
“Boleh nak, silahkan” jawab papa davina
“Davina kurang perhatian om, dia pernah cerita ke saya, dia amat terpukul sewaktu om dan tante berubah, menghilangkan segala waktu om dan tante untuk anak sematawayang om & tante, dia stres tidak diperdulikan, om & tante hanya memberikan sebagian harta om untuk davina sehingga davina didekati oleh teman palsu yang matre om, 2 masalah dia tempuh, soal om& tante dan teman matre nya, untung dia masih punya fanya dan saya yg setia dengar ceritanya, dia stres om, sehingga dia terbaring disini karena terlalu banyak minum kopi sebagai obat penenangnya, ini masih kopi om, bagaimana kalau sampain davina mengkomsumsi narkoba? Apa om sudah rela kehilangan dia suatu saat nanti ?” ujar dewa panjang lebar.
“Jujur nak dewa, om sangat merasa bersalah..”
“itu yang saya alami dulu om, saat saya menyakiti davina, sampai saya tahu davina tidak pernah menjelek-jelekkan saya setelah saya menyakiti dia, saya amat merasa bersalah om, makanya saya berubah, saya tebus semua kesalahan saya ini walau saya bukan siapa siapa dia lagi, coba saja om melakukan seperti saya, saya aja belum tentu di maafkan om” perjelas dewa
“Kamu dulu pacar davina?” tanya mama davina
“Iya tante” jawab dewa singkat
“Om dan tante berjanji di hadapan kalian, akan memperbaiki ini semua, kita akan merawat davina menggunakan tangan kita sendiri sampai dia sembuh total” janji keluar dari mulut sang mama.
“Ya, kita tinggal tunggu davina sadar saja tante” ujar fanya yang sedari tadi terdiam.

***
5 jam berikutnya, saat semua terlelap. Fanya dan dewa tertidur di sebelah davina, sementara papa dan mama davina tertidur di sofa. Davina sadar dengan jeritan rasa nyeri.
“AAAAAAKHHHHHH”
Semuanya terbangun.
“DAVINAAAAA” jerit sang mama
“Dav, mana yang sakit dav?” tanya dewa
“Lambungku sakit bangeeeet”
“Gue panggil dokter dav, lo tahaaaan ya” ujar fanya terbata-bata.
“Sayang tahan ya, papa disini davina, papa datang untuk kamu” ujar papa.
“Davina ga butuh”
“Dav jangan bilang kayak gitu” sahut dewa
“AKKKKKHHHHH” jeritan itu semakin kencang. Di lambungnya seperti ada ledakan bom di dalam nya.
“Sudah nak dewa, biarkan davina tenang dulu, om tidak ingin kasar lagi di saat dia sakit begini” sahut sang papa.

Akhirnya semuanya panik, sampai akhirnya fanya membawa dokter yang merawat fanya beserta 2 suster.

“Saya harap semua bisa tenang dan menunggu di luar” ucap sang dokter
Dengan sangat terpaksa, 4 orang yang amat menyayangi davina itu keluar dari ruang rawat dengan langkah gontai.
“Kenapa bisa begini” ucap sang papa dengan rintihan
Fanya mendekat. Memegang bahu seseorang yang sudah dianggapnya sebagai om nya sendiri.
“Terkadang, seseorang bisa sadar karena tindakan. Terkadang juga, seseorang yang depresi selalu melampiaskan dengan cara menyakiti diri sendiri. Mungkin ini cara davina untuk menenangkan diri dan perlahan menyadarkan om”
“Iya kamu benar fanya, sangat sakit bagi om melihat putri tunggal om merintih kesakitan di hadapan om sendiri” jawab sang papa davina
“Sekarang kita sama sama berdoa untuk kesembuhan davina, jangan di masukin hati omongan davina yang kasar tadi ya om, jujur.. davina sekarang kasar anaknya, semenjak dia mengalami ini semua dan semenjak dia masuk rumah sakit 2 kali tahun lalu” ucap fanya berhatihati
“Dia sudah pernah masuk rumah sakit? Kenapa kamu tidak mengabari om,  fanya?” ucap sang papa kaget.
“Davina melarang saya om, davina akan marah jika om dan tante akan pulang untuk menjenguknya, karena ia tak ingin bertemu dengan om dan tante katanya”
“Semarah itukah anakku yang lembut, sekasar itukah peri kecilku” ucap mama mendesah kecil.
Mama davina dari tadi tidak membuka mulut. Ia menunduk. Terhanyut dalam tangisan.
Kemudian, dokter keluar dari kamar rawat davina.
“Bapak, ibu dan adek adek.. davina bisa dijenguk sekarang, tapi jangan buat davina berkeras hati ya itukan berdampak buruk bagi lambungnya”
“Baik dokter” ucap papa davina.
***

Saat tiba di ruang rawat. Papa & mama davina terdiam melihat kedatangan mereka di acuhkan oleh davina yang sedari tadi membuang muka menghadap jendela.

Akhirnya mereka menangis, ya, mama dan papa davina menangis untuk anaknya.

Davina menoleh mendengar tangisan papa dan mamanya itu.

“Kenapa kalian menangis ? Hapus air mata kalian, saya ngga mau lihat itu. Palsu”
“Dav...” dewa mencoba memberi isyarat agar davina tidak kasar
“KENAPA SAAT DAVINA HAMPIR SEKARAT GINI KALIAN BARU PULANG ? BELUM SIAP KEHILANGAN ? IYA? JAWAB PA, MA!”
“Kami sayang kamu” ujar papa
“Kemarin kemana aja.. kemarin kalian ngga pulang, kemana? Ngga merasa punya rumah di jakarta? Ngga merasa punya anak yang butuh kasih sayang?”
“MAAFKAN KAMI DAVINA... kami ngga bermaksut”
“BOHONG, coba davina mau tahu, umur berapa davina sekarang?” tanya davina
Dewa dan fanya hanya diam. Tak berani bicara saat davina sedang buta mata akan amarahnya.
Papa dan mama davina terdiam lama, tak bicara.
“NGGA TAHU KAN KALIAN? 21 TAHUN! Ini yang bikin davina sakit hati, umur anaknya sendiri aja kalian lupa, yang di ingat Cuma apa? Bisnis, uang banyak, 3perusahaan, apalagi? Duit semua kan” kobaran amarah semakin menjadi.
“DAV, UDAHLAH, PAMALI KAMU BENTAK BENTAK ORANG TUA, MEREKA MINTA MAAF DAV, KAMU TINGGAL TERIMA MAAF MEREKA ATAU ENGGA, NGGA USAH PAKE BEGINIAN” akhirnya fanya buka mulut.

Omongan fanya selalu menyadarkan davina saat davina sedang gelap mata.

“Iya, aku maafin papa sama mama”
Seketika papa dan mama davina memeluk anaknya.
Damai itu indah. Lebih indah perkumpulan keluarga yang berantakan menjadi harmonis.

***

Selama 2,5 bulan. Papa dan mama davina membiarkan segala urusan bisnis mereka dijalankan oleh anak buah kepercayaan mereka. Mereka menepati janjinya, mereka merawat davina hingga kondisi davina mulai membaik..

“Gimana nak, udah enakan?” tanya papa
“Udah pa”
“Fan, dewa mana?” tanya davina pada fanya.
“Lagi di kantin dav, makan. Bentarlagi juga balik”
10 menit berlalu, dewa kembali.
“Dav, ini ada dewa” ujar fanya pada davina.
“Apaan fan?”
“katanya davina nyariin elo tadi”
“Ada apa dav?”
“Aku ngga bisa balik jadi pacar kamu wa, maaf”
Dewa terdiam.
“Ngga apa kok dav kalau itu keputusan kamu, aku terima, oh iya aku ada urusan mendadak aku pulang dulu ya” kata dewa
“iya hati hati” sahut davina lemah
Dewa pun keluar meninggalkan kamar rawat dengan wajah pucat. Fanya yang sedari tadi tahu perasaan dewa, Ia langsung keluar menyusuk dewa.
“Wa, tunggu gue”
“Ada apa fan”
“Gue tau perasaan lo, kita duduk dulu ya, gue mau ngomong”
“Kalau keputusan davina emang gitu, ya gue mesti gimana meskipun gue sayang banget sama dia, ini udah desember selama 2,5 bulan yg lalu gue nunggu momen taun baru sama davina, tapi kayaknya ini ngga mungkin terjadi, uda H-1 tahun baru davina ngasih kado buruk buat gue” ujar dewa
“Itulah cinta. Cinta penuh dengan pengorbanan, lo mesti tau rasanya berkorban tanpa balasan, itu yang davina lakuin ke elo dulu, memang ya segala perbuatan selalu ada balasannya, elo mesti rela aja. Itulah cinta, berani pergi dan berani ditinggal pergi. Kalau lo dulu pergi dari davina, sekarang lo mesti berani ditinggal pergi sama dia”
***
Di ruang kamar, davina menangis

“kenapa menangis sayang?” tanya papa dan mama
“soal dewa, davina sayang sama dia, tapi davina bilang ngga bisa balik jadi pacarnya”
“karena apa?” tanya mama
“karena davina tau, nanti davina ngga bakal punya waktu banyak buat dia, davina ngga mau ngebuat dewa nunggu lebih lama lagi dari 18tahun sampai 21 tahun, 4 tahun ma, pa, bayangkan!”
“dewa sayang sama kamu, saat kamu nggak sadarkan diri, dia cerita banyak ke papa dan faktanya kamu juga sayang sama dia, kamu mau sama dia terus kan?” tanya papa
“Mau, pa” jawab singkat dari davina
“papa akan buat kejutan buat dewa, papa akan tunangin kalian berdua”
“pa, papa serius?” tanya davina girang tak percaya
“dua rius malahan” jawab mama
“AHHHHH, papa mama makasih”
Davina langsung memeluk papa dan mamanya dari kasur tempat Ia terbaring.

***
Fanya yang mendengar kabar soal pertunangan dari papa merasa senang.

Fanya mengantar om bram dan tante lisa ke rumah dewa.

Kebetulan, papa dewa sedang dirumah.

“Loh pak bram, bu lisa.. ada apa kesini?” tanya papa dewa
“saya mau bertemu dewa, tapi sebelumnya saya mau bicara dengan anda, dwijaya” ujar papa
“silahkan bram, duduk dan ngobrolah dengan saya” kata papa dewa.
“saya mau dewa dengan davina, putri saya bertunangan, karena mereka dulu pacaran”
“pacaran? Saya tidak pernah tahu itu, tapi saya setujuu saja karena menurut cerita dari lisa, davina sempurna sekali” jawab papa dewa
“DEWAAAAAA, sini turun, ada om bram” teriak papa dewa.
Dewa turun dari lantai 2 rumahnya. Dia bingung melihat ada om bram, tante lisa dan fanya.
“Ada kabar baik” ujar fanya
“Kami akan melangsungkan pertunangan davina” ujar mama davina.
“Davina mau tunangan om? Maaf om, saya ngga mau datang” ucap dewa
“Kalau tunangannya sama kamu, kamu tetap ngga mau datang?” ledek papa davina.
“AH, om ini bercanda saja”
“Bram serius dewa, dia mau menunangkan kamu dengan davina” ujar papa dewa.
“YAAMPUNNN, makasih banyak om, saya senang sekali, memangnya davina nya mau om?” tanya dewa ragu-ragu.
“Ini davina yang minta” ujar fanya.
“Wah, davina berhasil bikin remuk hati gue duluan fan tapi dia langsung beliin gue plester paling canggih” ujar dewa berbisik pada fanya.

Semua yang mendengar tertawa. Besok sudah tahun baru 2013. Tunangan di adakan di kamar rawat davina, saat tahun baru.

***
Dewa menyelipkan sebuah cincin pertunangan ke jemari davina, begitu pula sebaliknya. Kebahagiaan terpancar di raut wajah fanya, orangtua dewa, orangtua davina, begitupula pada dewa dan davina.
Tahun baru, mereka akan menjalani hari baru dengan status baru. TUNANGAN.
Dan davina akan segera keluar dari rumah sakit lalu melanjutkan kuliah dengan menulis buku lagi.
TAHUN BARU, dengan segala isi baru.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar