BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 05 Juli 2012

Keikhlasan Hati


Lanjutan (sekali sahabat tetap sahabat)
Part III


            Siang itu, caca sudah sampai di kota malang .. ya kota wisata yang ber-udara sejuk walau matahari tetap memancarkan sinarnya pada siang itu.
Seharusnya caca berangkat pada minggu malam ya kira-kira pukul 18.00wib. tetapi karena sedang tertekan dan tidak tahan dirumah akibat berantem dengan orang tua nya akhirnya Ia memutuskan untuk melakukan perjalanan pagi pagi buta itu juga.
Perjalanan caca menuju kota wisata bisa di bilang tidak seberapa menyenangkan karena Ia yang sedang sakit dari 2 hari yang lalu, dan kondisi dia yang stress akibat banyak pikiran.
Ya, rasya melakukan perjalanan di temani kedua kakaknya dan satu adiknya… sampai di suatu saat, esya (adik rasya) itu memohon kepada kakaknya (rasya) untuk diperbolehkan meminjam hape milik rasya untuk bermain. Lalu esya pun menyalakan hape milik rasya yang sedari kemarin malam di-off kan olehnya. Baru saja menyala langsung ada pesan dari seseorang bernama; jojo yang isi-nya :”Ca, revan masuk rumah sakit dan dia tidak bisa ngehubungin elu sekarang. Lu dimana? Lu kagak mau njenguk?”. Ngga lama bunyi dari bbm masuk , yaa bbm tersebut dari satya yang berisi;” ca gue cuman mau ngasih tau kalau revan masuk rumah sakit dan mungkin dia ngga bisa ngehubungin lu buat sementara”. Esya pun langsung bingung dan panik “mampus gue harus gimana, gue nggak punya cukup banyak nyali buat bilang berita ini ke kak caca sekarang, kalau kondisi dia makin ngedrop gue bakal kena omelan kak derby dan kak cheris, yatuhan ada aja cobaan buat makluk tanpa dosa seperti esya gini” ujar esya dalam hati.
Seharian itu esya menyimpan berita itu hanya didalam hati tanpa mengeluarkannya dengan suara sedikitpun. Seharian itu juga caca tidak memperdulikan hapenya ataupun beserta isinya karena dia amat sangat tidak berdaya. Di hari berikutnya, caca baru menanyakan kepada esya apakah ada chatting masuk dari revan, ketika esya menjawab “tidak” seketika itu juga caca berpikiran negatif. Ya itulah sifat jelek caca, selalu saja negthink kepada orang yang sedang terkapar di rumah sakit sekarang.
Ya, minggu sudah berganti menjadi senin, ternyata senin malam itupun revan sudah dipulangkan karena hari selasa pagi, revan ada urusan penting mengenai sekolah barunya. Esya berkata dalam hati “pasti kak caca mukanya langsung kusutdeh kalau disinggung soal sekolahnya mas revan dan sekolahnya mbak satya”. Ya, caca sudah tau mengenai revan masuk rumah sakit, tak ada respon apapun kecuali sesak nafasnya kumat.
Pasti sekarang caca amat terbebani, yang masalah dengan orang tua, yang masalah akan berpisah, yang masalah kekasihnya masuk rumah sakit.  Dia mengeluh kecil kepada kak cheris ;”kenapa gue ngga sekalian mati aja? Biar nggak ada masalah yang ngehantuin gue, gue capek!” tapi kakaknya tidak menanggapi ocehan caca karena bagi kakaknya, jika semakin di tanggapi omongan nya semakin nyeleweng saja.
Hari senin sudah berganti menjadi hari selasa. Kondisi caca sudah agak membaik. Sakitnya lumayan lama dari hari jum’at hingga hari selasa, setiap terbebani dengan pikiran yang berat sedikit saja langsung sakit.
Siang itu , kawan lama caca waktu di malang datang, ada 2 perempuan yang bernama ici dan keyla menjenguk dan bermain di villa milik keluarga caca tersebut.
“ca, coba liat ada siapa yang datang?” ujar kak derby
“siapa, rio sotoy ya?” tanya caca
“bukan dong, teman kamu.. kakak suruh masuk ya” ujar kak derby.
Tidak disangka, caca pun tersenyum melihat teman lama nya itu.
“caca, hai bagaimana kabarmu? Sudah sehat kah?” ujar ici
“gue baik baik aja kok ci, yatuhan lu makin cantik aja” jawab caca
“elu kali ca yang makin cantik, pake kacamata lagi sekarang, dewasa banget” ujar keyla.
“ah elu bisa aja…. Kalian ngapain kesini? Ini moment langka sumpah!gue seneng banget” ujar caca sambil tersenyum
“kita mau nengokin lu caJ itung itung reuni wuhaha” ujar ici sambil tertawa keras.
“reuni kepale lu hahaha, gue seneng sumpah kalo dijengukin gini, kapan ya trakhir kita ketemu? Lama banget kali ya” kata caca kepada dua sahabat lamanya
“waktu kelas 6sd ca! bener gak?” ujar keyla
“yap, betul tuh kata key” sahut ici
“astaga jaman kita masih culun culun nya ya bok” ujar caca
“iya ca, jaman lu masih tomboy huahaha” ujar ici
“wah bahaya ni bocah buka aib” ujar caca
“jaman lu suka ngajakin petualangan di hutan belakang villa ini kan caaaa? Jaman lu suka ngoleksi kelereng? Ya kannnn?” ledek keyla
“yah diledekin nih gue-.- elu berdua berhasildeh bikin gue malu didepan adek gue” ujar caca.
Esya yang sedari tadi mendengar obrolan nya kakaknya dengan dua sahabat lamanya itu pun ikut tertawa.
Hari itu benar-benar membuat caca merasa bangkit lagi dari rasa keterpurukannya. Setelah kedua sahabatnya berpamitan pulang, tinggal tersisa esya saja di kamar caca.
“kak, bagaimana? Senang? Senang kan?” tanya peri kecil tersebut
“senang kok, senang sekali malah, elu gokil dek.. elu ndatengin dua sahabat lama gue yang terpisah sama gue sekitar 3 tahun-an” ujar caca sambil memeluk adiknya.
“esya gitu…. Esya cuman mau bikin kakak senang kokJ bagaimana dengan teman sekolah kakak? Kakak tidak rindu kah kepada mereka?” tanya iseng esya kepada kakaknya.
“bagaimana mau dirindukan jika mereka tidak merindukan kakak? Malah kakak yang tersakiti dengan rasa rindu ini nantinya” ujar caca dengan serius
“kak, yang namanya merindukan kan ngga mesti harus mereka merindukan juga. Esya tau kakak amat sangat mengasihi teman teman kakak otomatis kan kakak juga merindukan mereka kan?” tanya esya sambil menyipitkan mata
“ah elu bocah tau apasih dek” sambil menjulurkan lidahnya.
“ah gini gini bocah dewasa kale, eh iya kak. Suatu saat mereka yang menganggap kakak tidak penting akan lekas sadar setelah mereka kehilangan kakak. Mereka hanya belum paham bagaimana rasanya kehilangan. Sori kak ya kalau esya ngejiplak bahasa kakak yang bijak ini wuehehe” ujar esya sedikit meledek.
“memang, mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya kehilangan sebelum mereka sendiri yang merasakan. Gue udah berulang kali ngerasain itu dan itu rasanya pedih banget” ujar caca serius.
“dan gue, yang hendak mau ngerasain kepedihan nya kehilangan itu Cuma bisa tabah” ujar esya dengan raut wajah sedih.
“hah? Kenapa lu dek?” tanya caca kepada adeknya.
“rasanya gue bakal kehilangan reza deh kak, dan gue bisa apa” ujar esya.
“kehilangan orang ngga punya malu kayak reza itu ngga sebanding dek dengan kehilangan orang yang membuat segala sesuatu menjadi manis, kamu kehilangan reza toh kamu bisa dapat yang lebih bagus dan ngga bikin malu kayak reza. Lain kali kalau cari pacar jangan yang bagus luar aja, tapi bagus dalam itu yang terutama. Cinta itu semu, ngga usah di anggap serius oke” ujar caca menasehati adeknya.
Esya terkagum kagum. Disaat lemah tak berdaya gini kakaknya  tetap saja bisa menjadi orang yang berguna bagi orang di dekatnya, seperti kapan hari, saat caca sedang berobat dan sahabatnya curhat via hape, caca pun masih rela meluangkan waktu nya untuk mendengarkan curhatan sahabatnya itu dan memberikan saran terbaik dari dalam hatinya, tetapi saat caca membutuhkan sahabatnya ketika itupula sahabatnya sedang pergi; sahabat nya itu malah tidak menganggap curhatan nya caca penting, padahal caca sedang butuh orang yang peduli pada dirinya dan padahal juga caca selalu ada kapanpun sahabatnya itu butuh. Manusia memang terkadang egois!
Terlihat caca yang mulai bisa bangun dari kasurnya lalu berjalan menuju sebuah meja. Disana dia menulis sesuatu dalam lembaran buku harian nya. Esya pun tak sengaja mendekatinya lalu membaca miliknya, caca pun tidak seperti biasanya yang mengamuk bila adik kecilnya itu selalu ingin tau apapun itu urusan kakaknya.
Esya menemukan tulisan tulisan yang dicurahkan kedalam kertas putih tak bernoda itu dari dasar lubuk hati caca.
“saat empat mata yang jarang bertemu tidak mungkin lagi akan bertemu. Mungkin hanya ada kata “sabar” di balik senyuman yang tertunda tersebut. Saat senyum palsu terpaksa gue lontarkan di hadapan mereka yang member gue senyuman tulus, gue cukup merasakan kebahagiaan kecil, ya bahagia itu sederhana. Tanpa mereka tau jika gue melontarkan senyum palsu saja itu sudah menghadirkan kebahagiaan tersendiri.
“saat dua hati tak dapat lagi menyatu, mungkin hanya ada keikhlasan yang terpaksa gue lakukan demi menempuh masa depan yang lebih baik”
Terjadilah curhat curhatan kecil lagi diantara esya dan caca.
“dek, kalau memang bener ini sudah takdir yang di gariskan Tuhan buat gue.. kayaknya gue terpaksa tetep ngejalanin prinsip gue tentang fokus sekolah itu” ujar caca dengan wajah sangat tidak ikhlas.
“kalau memang lu belum siap kak, buat apa dijalanin? Bukankah itu akan nyiksa diri lu lebih dalam?” ujar esya
“dek, asal kamu tau. Jarak itu bisa menghancurkan segalanya. Bahkan kepercayaan pun bisa hilang gara gara hanya terpisah jarak semata” kata  caca kepada adiknya
“iyasih benarjuga. Esya dukung apapun keputusan kakak deh ya” kata esya.
Caca pun beranjak dari kasur ke depan cermin “kita lihat saja bagaimana ke depan nya, mungkin saja Tuhan berbaik hati mau mengubah nasibku menjadi lebih baik lagi”.

“terus kapan kira kira kita bakal balik ke rumah” tanya kak derby kepada ketiga adiknya.
“gue sih tergantung caca aja kak” ujar kak cheris sambil mengalihkan pandangannya kepadaku
“jadi bagaimana ca?”tanya kak derby
“tunggu bener bener caca siap buat pulang” jawab caca
“tapi bagaimanapun, kakak pasti tidak siap dan akan memakan waktu lebih banyak lagi disini, apapun yang terjadi hadapilah karena itu akan berlangsung dengan cepat. Tidak mungkin lama kak..semua akan berlarut” ujar gadis kelas 2smp tersebut.
“kalau kakak boleh berbicara, sebenarnya berdiam diri di kota orang itu bukan lah alasan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Justru ini akan memperlambat semuanya untuk di selesaikan. Jadi bagaimana?” ujar kak cheris.
“ya, kita pulang besok lusa. Dan berhenti mengoceh” ujar caca.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
“ya gue tau, semakin lama gue disini semakin susah buat gue menghilangkan segala kepenatan pada diri gue. Gue harus benar benar bisa nerima keputusan yang memang pada dasarnya nggak sesuai dengan yang gue harapin. Gue emang bener bener harus nerima kenyataan pahit. Yaitu perpisahan dan kehilangan.
Selama gue dan mereka masih memandang bintang yang sama, masih hidup di dunia yang sama itu nggak masalah buat gue. Gue harus bisa! Bagaimana pun itu, gue tau mereka tidak menginginkan buat pisah sama gue tapi apa daya, omongan orang tua jika di bantah akan menyebabkan kedurhakaan bagi anak. Gue harus dewasa dan gak egoisJ “ demikian curahan hati caca dalam lembaran buku harian nya.


SELESAI.


"Ada kata hallo saat pertemuan yang membawa suka,
Ada kata goodbye saat perpisahan yang membawa duka"


- Rebecca Valeria -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar